Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

  • Maria Vianney Arum Agvensi Anggraeni STIKes Panti Rapih
  • Tatik Pujiastuti STIKes Panti Rapih Yogyakarta
  • Sr. Lucilla Suparmi, CB STIKes Panti Rapih Yogyakarta

Abstract

ABSTRAK

Latar belakang: Penyakit gagal ginjal kronik dan terapi hemodialisa merupakan peristiwa yang dapat menimbulkan respons psikologis berupa cemas, yang apabila tidak diolah dengan baik berdampak pada penurunan kualitas hidup pasien hemodialisa.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas hidup pasien hemodialisa.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 163 responden diambil secara randomĀ  semua pasien hemodialisa di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis presentasi univariat dan bivariat dengan uji korelasi spearman.

Hasil: Gambaran karakteristik responden paling banyak usia >60 tahun sejumlah 46,6%, berjenis kelamin laki-laki 60,1%, tingkat pendidikan sarjana 36,2%,pensiunan 30,1%,lama menjalani hemodialisa <5 tahun sejumlah 81,6% dengan penyebab tertinggi hipertensi 50,9%.Gambaran tingkat kecemasan 31,3% responden tidak mengalami kecemasan, 27% ringan, sedang 17,2%, 22,7% berat, dan kecemasan berat sekali 1,8%. Gambaran kualitas hidup, paling banyak responden memiliki kualitas hidup sedang sebanyak 38%, baik 32,5%,16,6% kurang baik, sangat baik 12,3%,dan paling sedikit kualitas hidup buruk 0,6%.

Simpulan: Mengingat kecemasan berhubungan dengan kualitas hidup, maka perawat perlu meningkatkan layanan dialisa melalui terapi modalitas secara holistik dengan melibatkan pasien dan keluarga sehingga dapat terus mendukung peningkatan kualitas hidup yang lebih baik bagi para pasien hemodialisa.

Published
2022-03-18