Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Exercise Intradialysis Pada Pasien Hemodialisis di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Panti Rahayu Gunung Kidul
Abstrak
Latar belakang: Hemodialisismerupakan proses pembersihan darah dari zat-zat sampah melalui proses penyaringan di luar tubuh. Penderita gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis sering mengalami komplikasi diantaranya hipotensi. Beberapa referensi menyatakan salah satu alternative intervensi untuk mencegah komplikasi hipotensi pada pasien hemodialisis denganExercise intradialysis. Exercise intradialysis adalah bentuk exercise terencana dan bertahap yang meliputi berbagai tahapan flexibility exercise, strengthening exercise dan cardiovascular exercise yang dilakukan pada saat hemodialisis. Exercise intradialysisbertujuan untuk meningkatkan kerja jantung, pernapasan dan meningkatkan pengaturan hemodialisis menjadi lebih baik.
Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah exercise intradialysis pada pasien yang menjalani hemodialisis.
Metode:Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan rancangan pre test dan post test with control design.Jumlah sampel penelitian 38 responden yang diambil secara total sampling di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Panti Rahayu. Sampel dibagi menjadi kelompok intervensi melakukan Exercise intradialysisselama 4 minggu masing-masing responden seminggu dua kali,setiap responden melakukan Exercise intradialysis 20 menit pada 1-2 jam pertama dialysis, sedangkan kelompok kontrol melakukan kegiatan rutin hemodialisis dan latihan mandiri. Pengambilan data dimulai pada tanggal 21 Januari 2021 sampai dengan 17 Februari 2021. Pengukuran tekanan darah pre test sebelum responden melakukan Exercise intradialysispost test dilakukan di minggu ke-4 setelah melakukan Exercise intradialysis.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa distribusi karakteristik responden adalahsia 51-54 tahun (18,41%) jenis kelaminsebagian besar laki-laki(63,2%)Sebagian besar (55,3%) menjalani hemodialisis kurang dari 2 tahun. Secara statistik diketahui tidak adanya perbedaan yang signifikan tekanan darah sebelum dan sesudah Exercise intradialysis pada kelompok kontrol dan intervensi, dimana hasil Uji Independen t-test didapat nilai pre test sistolik p>0,05 (0,389) dan nilai post test sistolik p>0,05 (0,488). Sedangkan uji statistik diastolic menurut hasil uji Mann-Whitney didapat nilai p>0.05 (0,143). Tidak ada perbedaan yang signifikan tekanan darah antara kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun terdapat dinamika perbedaan tekanan darah pada pasien yang melakukan Exercise intradialysisdimana setiap sesinya tidak mengalami penurunan tekanan darah dilihat dari hasil uji Independent Samples Test nilai Mean tekanan darah kelompok intervensi lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol.
Kesimpulan:Tidak ada perbedaan yang signifikan tekanan darah antara kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun terdapat dinamika perbedaan tekanan darah pada pasien yang melakukan Exercise intradialysis, dimana setiap sesinya tidak mengalami penurunan tekanan darah, dilihat dari hasil uji Independent Samples Test nilai Mean tekanan darah kelompok intervensi lebih rendah dibanding dengan kelompok control, hal ini sesuai dengan tujuan Exercise intradialysis untuk mencegah komplikasi hipotensi intradialisis. Disarankan perawat hemodialisisRumah Sakit Panti Rahayu dalam mempertahankan kestabilan tekanan darah intradialisismendampingi pasien saat hemodialisisi agar intervensi tersebut secara rutin dilakukan.